TEKNIK PROSFEK BISNIS
Cara prospek orang memang
sangat beragam dan berbeda antara orang yang satu dengan yang lain. Memprospek
orang untuk gabung di bisnis network marketing memang bukan hal yang mudah,
karena ketika kita salah menggunakan kata-kata ataupun bahasa tubuh kita tidak
wajar, maka calon prospek juga pastinya akan menolak. Berapa kali Anda sudah
memprospek orang mengenai peluang bisnis MLM yang anda jalani dan kemudian
ditolak ?
Apakah anda merasa galau dan down ketika orang lain menolak ajakan kita untuk bergabung di bisnis MLM? Ketika anda sudah memprospek orang berulang-ulang kali namun hasilnya nol, Anda perlu melakukan evaluasi terhadap diri sendiri. Jangan-jangan cara prosfeknya salah, Bisa karena cara bicara anda keliru atau jangan-jangan bahasa tubuh kita salah, atau jangan- jangan cara berpikir atau mindset kita yang salah. Dari situ anda dapat belajar dari kesalahan dan memperbaiki apa yang salah saat kita memprospek seseorang.
Bagaimana cara prospek yang benar danharusdilakukan baik itu melalui telepon, email, ataupun chatting.
- Kenali Prospek Anda, Jangan Jadi Pemburu Prospek.
Kalau setiap keluar rumah anda
berpikir hanya untuk berburu prospek baru dan focus anda adalah agar calon
prospek bisa bergabung di bisnis kita saat itu juga, itu berarti mindset anda
sudah salah. Ketika anda hanya berpikir untuk memburu prospek, maka anda bakal
jadi pemburu, anda akan haus prospek, yang terjadi adalah anda akan menjadi
sangat ambisius dan sangat butuh sekali.
Anda akan cenderung memaksa orang lain untuk bergabung, dan cara prospek orang seperti ini kurang baik, syah- syah saja untuk berburu prospek! Tetapi bukan itu yang paling penting, ada yang lebih penting lagi, yang perlu ditanamkan di pikiran kita, yaitu berbagi solusi. Entah itu solusi dari produk bisnis kita, atau solusi dari peluang bisnisnya. Rubah pola pikiran ketika keluar rumah, “Saya ingin berbagi sesuatu kepada orang lain.”
Mungkin anda berpikir bahwa setiap orang adalah prospek, benarkah begitu ?
Dimana ketemu dengan
orang langsung presentasi, langsung menawarkan bisnis. Ada beberapa kelebihan
dari cara ini yaitu akan banyak sekali ketemu dengan orang ataupun menawarkan
bisnis anda, secara kuantitas bisa ditebak hasilnya, apa itu?
Ya hasilnya adalah akan banyak sekali PENOLAKAN! Dengan mengenali prospek, maka akan lebih mudah menawarkan bisnisyang kita tawarkan dan minim penolakan karena pada dasarnya setiap bisnis memiliki segmentasinya masing-masing. Jika prospeknya tepat, maka akan mudah untuk closing.
Misalnya, bisnis menjual
kosmetik. Segmentasi pasarnya wanita usia 20-45. Bisnis OURCITRUS menawarkan
peluang usaha bagi mereka yang ingin memiliki penghasilan dengan modal minim.
Sehingga prospek yang kita tuju adalah wanita yang usianya 20-45, sedangkan yang
butuh bisnis dan butuh penghasilan tambahan pangsa pasarnyabisamerekayangsudah
bekerja atau bisa yang sedang mencaripeluang Bisnis.
Menilai sesuatu pada hasil akhirnya memang benar, namun kita harus juga menilai sesuatu dari prosesnya. Ketika anda mencapai suatu target, yang harus dilihat perhatikan adalah bagaimana cara kita mencapai target tersebut. Demikian juga ketika anda mencari prospek. Jangan berfokus pada hasil, apakah dia nanti menerima penawaran kita atau tidak. Yang terpentingyang harusdilakukan adalah anda wajib membangun hubungan dulu dengan calon prospek.
- Jangan Terlalu Mengumbar Informasi.
Cara prospek yang baik adalah dengan menahan diri memberikan informasi berlebihan.Jangan terlalu mengumbar informasi. Jangan terlalu hiperbola terhadap peluang bisnis kita. Ketika anda terlalu mengumbar informasi entah itu mengenai kualitas produk ataupun tentang keuntungan-keuntungan bisnis MLM-kita, bisa jadi hal itu malah membuat calon prospek anda menolak. Secara psikologi, pada dasarnya kita sebagai manusia tidak suka bila orang lain menjual sesuatu pada kita secara langsung.Karena kita bakal merasa dimanfaatkan atau merasa orang lain mengambil untung dari kita.
Namun anehnya kita itu cenderung konsumtif dan malah suka sekali membeli sesuatu.Jadi, lebih baik menahan diri dan membuat orang lain malahan menjadi penasaran terhadap bisnis kita.
- Jadilah Diri Anda Sendiri.
Ketika anda melihat mentor
melakukan prospecting, mungkin anda berpikir untuk menirunya, siapa tahu dengan
menirunya maka keberhasilan juga akan meningkat. Enggak ada yang salah dengan
meniru orang lain. Namun jangan jadi 100% seperti orang lain. Intinya tetap
jadi diri sendiri saat ini, cara bicara, bahasa tubuh dan lain sebagainya.
Jangan jadi seorang Salesperson, tapi jadilah Shareperson.
Namun tetap terus perbaiki hal-hal yang masih kurang. Misalkan anda merasa diri masih kurang luwes ketika berinteraksi dengan orang lain, maka kembangkan kemampuan dalam berinteraksi. Ketika merasa bahasa tubuh terlihat kurang percaya diri, maka perbaiki hal tersebut. Intinya jadilah diri anda yang terbaik. Terus asah kemampuan diri, namun tetap jadi diri sendiri.
- Tidak Ada Yang Sempurna.
Di dunia ini ngga ada yang sempurna, yang sempurna hanya
Tuhan.Jadi ketika memprospek jangan takut salah. Jangan takut ditolak. Jangan
takut diomongin di belakang. Cara prospek sekeren apapun pasti ada ketidak sempurnaannya,
bahkan yang jika yang melakukan seseorang yang sudah ahli sekalipun. Hal yang
palingpenting harus dilakukanyang baik buat anda adalah keluar Lakukan
Sesuatu jangan sampai diam diri karena sudah bisa pastikan
hasilnya tidak akan mendapatkan apapun dari berdiam diri tanpa progress.
- Terapkan Konsep Berbagi Solusi
Sampaikan dengan menerapkan konsep berbagi, sehingga calon prosfekakan mendengarkan. Tanamkana mindset untuk berbagi, entah itu berbagi value, berbagi cerita, atau cerita orang lain. Intinya adalah berbagi. Dengan begitu calon prosfek akan menangkapsebuah solusi.
- Jadilah Pendengar yang Baik
Jangan terlalubanyakbicara dulu, lebih baik pancing calon prosfek untuk bicara tetantang hal-hal yang berkaitan dengan kondisinya.. Dengan begitu kita kan mnegtahui apa yang sedang dibutuhkan oleh calon prosfek kita, dari situ anda bisa masuk berbagi solusi yang sedang dia perlukan. Mengapa kita harus lebih sering mendengar mereka berbicara? Agar kita lebih mengenal calon prospek kita. Agar kita mengerti problem mereka apa saja. Tujuannya mudah, setelah mengenal dan mengetahui problem hidup mereka, kita dapat sharing mengenai solusi yang dapat diberikan oleh bisnis kita, entah itu solusi finansial, kesehatan atau yang lain. Jadi lebih banyaklah mendengarkan calon prospek
- Atur Jadwal Pertemuan.
Ketika kita berpikir setiap
kali bertemu calon prospek harus langsung bisa closing, entah itu jualan produk
atau mengajak mereka join bisnis, maka anda akan menuaikekecewaan dikalacalon
prosfektidak join. Jangan terkesan needy dan pushy terus berusaha meyakinkan
mereka akan produk atau peluang bisnis MLM kita. Justru persentase closing
paling besar itu terjadi saat kita sedang melakukan follow-up prospek. Oleh
karena itu better untuk membuat jadwal pertemuan atau telepon bila memang hari
itu belumbisa join.
Catatan: Persentase paling besar terjadinya closing adalah saat kita melakukan follow-up. Calon prospek tidak dapat kita follow-up, maka langsung atur jadwal berikutnya untuk lakukan follow-up. Tapi ingat ya, follow-up harus wajar dan tidak berlebihan. Misalkan setiap hari, setiap saat kita melakukan follow-up, itu malah bakal membuat calon prospek kita memasang benteng penolakan. So santai saja. Proses follow-up yang dilakukan dengan baik akan memunculkan Trust. Nah Trust ini yang nanti dapat membantu kita untuk menjadikan mereka sebagai konsumen produk atau bahkan membuat mereka bergabung di bisnis MLM kita.
- Jangan Gugup.
Ketika kita gugup, maka orang lain akan dapat dengan mudah
merasakannya. Karena secara otomatis suara kita, cara bicara kita, bahkan
bahasa tubuh kita juga menjadi aneh. Jadi, ketika melakukan prospecting, jangan
terlalu banyak berpikir, go with the flow aja. Fokus untuk sharing value pada
calon prospek lakukan dengan ngobrol santai jika perlu mendengarkan calon
prosfek bicara malah itu lebih baik.
- Cari Problem Mereka dan Tawarkan Solusi.
Sebetulnya gampang sekali cara untuk menawarkan peluang
bisnis atau solusi dari produk MLM kita. Caranya kita harus tahu apa masalah
yang mereka hadapi, kemudian kita bagikan apa yang dapat dilakukan oleh bisnis
kita untuk mengatasi problem mereka. Oleh karena itu saya sudah tuliskan
sebelumnya tentang pentingnya “Menjadi Pendengar”.
Kita perlu lebih sering mendengar mereka, Tujuannya tiada lain adalah untuk
lebih mengenal mereka, dan mengerti sebetulnya apa sih problem hidup mereka.
Mungkin anda berpikir, bagaimana bila mereka tidak menceritakan problem mereka?
Bagaimana kita bisa sharing tentang solusi bisnis yang kita punya? Gampang
saja, kita tinggal pancing!
Contoh: “Gimana kabarnya? Kelihatanya lagi seneng banget Nich ?” Atau mungkin kalau itu masih teman kerja satu kantor, bisa bertanya seperti ini “Gimana kerjaaan disini ? Kedepan mau gimana nih, tetap disini atau ada rencana lain?” Itu semua hanya pancingan agar mereka bercerita tentang masalah mereka. Dari situ kita bisa sharing tentang bisnis kita dan solusi yang dapat diberikan kepada mereka. Baca Juga : Marketing Plan Ourcitrus
- Bangun Kepercayaan Calon Downline.
Adapun cara untuk merekrut member di bisnis MLM antara lain
membangun kepercayaan dengan calon downline. Untuk teman-teman yang berbisnis
konvensional, penting membangun kedekatan dan kepercayaan dengan calon
reseller. Cara membangun kerpercayaan ini bisa dilakukan dengan menjabarkan
tentang bagaimana sistem kerjanya, bagaimana detail produknya, sampai bagaimana
cara memasarkan produk tersebut. Sama halnya dengan bisnis konvensional,
jelaskan secara rinci tentang pembagian keuntungan dan sistem pengiriman
barangnya, misalnya apakah dropshipper atau harus stockist dulu.
- Temukan Hot Button atau Prioritas Hidup
Setelah terbangun rasa percaya, hal yang paling dasar
kita lakukan adalah menanyakan apa tujuan hidup calon downline/reseller kita.
Jika dia seorang karyawan atau ibu rumah tangga, coba katakan padanya kalau
bisnis yang kita tawarkan waktunya fleksibel, tidak mengganggu pekerjaannya
justru membuatnya lebih mudah sukses karena banyak teman yang bisa diajak
bergabung. Setidaknya ada 10 faktor yang bisa menjadi hot button atau proritas
hidup seseorang, diantaranya:
- Penghasilan tambahan.
- Memiliki usaha sendiri.
- Membahagiakan keluarga atau orangtua.
- Memiliki rumah atau mobil baru.
- Menjalani pensiun dengan tenang.
- Pendidikan anak.
- Pengembangan diri.
- Membantu orang lain atau kegiatan sosial.
- Jalan-jalan ke luar negeri
- Kebebasan uang dan waktu
Jika calon Downline/reseller kita tidak tertarik dengan
bisnis yang ditawarkan, beri dia waktu untuk berpikir kapan waktunya ia butuh
untuk bergabung dengan bisnis kita. Tetap jalin hubungan baik sampai ia
bergabung dengan kita.
- Kuasai Hal-hal Teknis Digital Marketing.
Teman-teman, selain hal
diatas, perlu juga mempelajari hal-hal teknis digital marketing seperti FB dan
IG marketing, membuat kolam prospek, memungkinkan kita bertemu dengan lebih
banyak orang yang bisa jadi merupakan calon downline/reseller kita ke depan. Karena
kita hidup di era serba digital, sebisa mungkin kembangkan terus kemampuan kita
dalam hal teknologi yang memudahkan kita mendapatkan prospek/reseller dengan
lebih mudah.
Folllow Up dan Membina Downline.
Udah susah-susah merekrut, kemudian dapet downline/reseller yang akhirnya jadi partner bisnis kita, selanjutnya gimana ? Downline itu dibina jangan dibinasakan ! Caranya adalah dengan memfollow up secara rutin, ajak komunikasi, dikasih training tentang hal-hal teknis tadi, diajarin jualan, diajarin merekrut juga sehingga mereka juga bisa mendapatkan keuntungan penjualan/omset sama seperti kita.
Tidak ada salahnya juga untuk sesekali memberikan reward
kepada mereka yang berprestasi dalam meningkatkan penjualan, misalnya. sehingga
mereka akan semakin termotivasi dalam mengembangkan bisnisnya. Kalo
downline/reseller kita pada semangat, kan kita juga yang ikut bahagia, Jangan
kecewakan downline yang sudah aktif, bombing terus hingga memiliki kemampuan seperti
kita, adakan dan ajak ikuti pelatihan-pelatihanya supaya bisnisnya berkembang.
Post a Comment